Diberdayakan oleh Blogger.

jam

RSS

 Real Madrid VS Barcelona 2-1



Gonzalo Higuain dan Cristiano Ronaldo menjadi aktor penting dalam hasil pertandingan Barcelona vs Real Madrid dalam leg 2 El Clasico di Piala Super Spanyol 2012. Pertandingan Real Madrid vs Barcelona yang diselenggarakan pada Kamis, 30 Agustus 2012 berakhir dengan skor 2-1 dan berkat hasil ini Real Madrid berhasil memenangi Piala Super Spanyol 2012 berkat agresivitas gol tandang.
Dalam pertandingan Madrid vs Barca kali ini, Tito Vilanova memasang duet bek tengah Gerard Pique-Javier Mascherano, plus bek Jordi Alba yang bermain di sisi kanan. Tidak ada perubahan berarti lain di susunan starting XI, termasuk pilihan untuk trio Lionel Messi-Alexis Sanchez-Pedro Rodriguez di depan. Sementara, tuan rumah yang kehilangan sosok Fabio Coentrao, memasang Pepe di dalam line up. Marcelo di posisi bek kiri menunjukkan rencana Jose Mourinho untuk tampil agresif. Dan Gonzalo Higuain untuk kesekian kali, mendahului Karim Benzema sebagai ujung tombak.  Strategi tepat Jose Mourinho yang sempat membuat hasil Super Copa Spanyol 2012 berpihak pada kubu Santiago Bernabeu
Gonzalo Higuain membuang peluang emas pertamanya di laga Barca vs Madrid di menit 6. Namun, empat menit berselang ia tidak menyiakan kesempatan memanfaatkan umpan lambung dan kesalahan antisipasi Javier Mascherano untuk membawa hasil Piala Super Spanyol 2012 sementara 1-0 untuk keunggulan agresivitas Real Madrid
Los Blancos semakin melenggang di menit lagi-lagi karena umpan lambung dan ketidaksigapan bek tengah Barcelona. CR7 pelakunya. Dengan kontrol cermat dan tendangan akurat, ia sukses mencetak gol kelima dalam lima El Clasico. Los Blancos terlihat begitu apik dalam serangan balik dalam laga Madrid vs Barca, sementara pasukan Tito Vilanova bermasalah dengan para bek.
Gol tandukan Pepe memanfaatkan umpan tendangan bebas dianulir setelah ia dianggap wasit Mateu Lahoz melanggar Javier Mascherano. Tim tamu semakin grogi. Dan kiamat seperti menjadi milik Barcelona setelah Adriano yang tertinggal di belakang, menahan laju Cristiano Ronaldo di menit 27. Tertinggal 2 gol dan bermain 10 orang, jalan gelap ditempuh mereka pada duel Madrid vs Barca. Upaya perubahan pun hadir dengan dimasukkannya Martin Montoya di menit 32 menggantikan Alexis Sanchez dan formasi berubah menjadi 4-3-2. Di El Clasico Real Madrid vs Barcelona, kesalahan sekecil apa pun akan berakibat fatal. Pelanggaran Xabi Alonso pada Xavi berbuah tendangan bebas. Dan Lionel Messi yang mengeksekusi, sukses dengan telak mengirim bola ke sudut gawang Iker Casillas. 2-1 di menit 44 dan babak kedua semakin menegangkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments

Sejarah Duel El-Clasico Barcelona Vs Real Madrid

         Tentu Anda bertanya, mengapa penggemar Barcelona harus memusuhi Real Madrid. Mengapa tidak sekedar mendukung yang satu tanpa memusuhi yang lain?
 Ada baiknya kita cerita sejarah dulu kalau begitu ya….

Permusuhan dengan Real Madrid
Klub Barcelona didirikan tahun 1899 oleh seorang kelahiran Swiss bernama Hans Gamper (yang sama seperti Anda, saya pun tidak kenal). Dia membentuk klub sepak bola yang berisi pemain-pemain dari Swiss, Inggris, dan Catalan (satu suku bangsa di Spanyol). Gamper mencetak 103 gol antara tahun 1901 sampai 1903 dan menjadi Presiden klub sampai kematiannya tahun 1930. Stadion Barcelona pertama dibangun tahun 1909 dengan kapasitas penonton 6000 orang. Pertama kali Barcelona menjadi juara liga spanyol adalah tahun 1929, hanya 1 tahun sebelum kematian Gamper. Pada waktu itu, Barcelona sudah menjadi tim yang disegani dan sudah bisa merekrut pemain-pemain asing seperti Hector Scarone (Uruguay). Akan tetapi pemain yang mungkin “paling” terkenal pada zaman ini adalah sang kiper, Ricardo Zamora. Zamora terkenal karena 2 alasan. Pertama, nama dia diabadikan sampai sekarang sebagai nama piala penghargaan untuk kiper terbaik di liga spanyol setiap tahunnya. Kedua, dia adalah pemain pertama yang menapaki jalan transfer yang paling berbahaya di spanyol: Pindah dari Barcelona ke Real Madrid!
Permusuhan antara Barcelona dan Real Madrid bermula pada masa Franco. Siapa Franco ini? Dia adalah seorang Jenderal yang menjadi penguasa diktator di Spanyol pada tahun 1930-an. Barcelona, sampai sekarang, adalah “ibukota” dari Provinsi Catalonia, yang sebagian besar penduduknya adalah dari suku bangsa Catalan dan Basque. Sejak dulu, orang-orang catalonia ini menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol, dan merupakan bangsa yang berada di bawah “penjajahan” Spanyol.
Franco kemudian bertindak lebih jauh. Josep Suñol, Presiden Barcelona waktu itu, dibunuh oleh pihak militer pada tahun 1936, dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938. Di lapangan sepakbola, titik nadir permusuhan ini terjadi pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona “diinstruksikan” (dibawah ancaman militer) untuk kalah dari Real Madrid. Barcelona kalah dan gawang mereka kemasukan 11 gol dari Real Madrid. Sebagai bentuk protes, Barcelona bermain serius dalam 1 serangan dan mencetak 1 gol. Skor akhir 11-1, dan 1 gol itu membuat Franco kesal. Kiper Barcelona kemudian dijatuhi tuduhan “pengaturan pertandingan” dan dilarang untuk bermain sepakbola lagi seumur hidupnya.
Sejak saat itu FC Barcelona menjadi semacam klub “anti-franco” dan menjadi simbol perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum, terhadap Spanyol. Ada juga klub-klub lain di Catalonia seperti Athletic Bilbao dan Espanyol. Athletic Bilbao sampai saat ini tetap pada idealismenya untuk hanya merekrut pemain-pemain asli Basque, tetapi dari segi prestasi tidak sementereng Barcelona. Demikian juga dengan Espanyol. Sementara yang dijadikan simbol musuh, tentu saja, adalah klub kesayangan Franco yang bermarkas di ibukota Spanyol, FC Real Madrid.
Sebagai sebuah simbol perlawanan, kultur dan karakter Barcelona kemudian terbentuk dengan sendirinya. Siapapun pelatihnya, dan gaya apapun yang dipakai, karakternya hanya satu: Menyerang!. Sebagai penyerang, Barcelona bermaksud untuk mendobrak dominasi Real Madrid (dan bagi orang Catalonia, mendobrak dominasi Spanyol). Untuk itulah Barcelona pantang bermain bertahan, karena itu adalah simbol ketakutan. Kalah atau menang adalah hal biasa. Tapi keberanian memegang karakter, itulah yang menjadi simbol perlawanan.
Pada tahun 50-an dan 60-an, Barca memang tertutup oleh kejayaan Real Madrid yang waktu itu diperkuat Ferenc Puskas, Di Stefano, dsb. Sebagai anak emas Franco sejak tahun 1930-an, Real Madrid memang selalu memiliki sumber dana besar untuk belanja pemain. Barcelona sendiri, pada 2 dasawarsa tersebut hanya bisa memenangi 4 kali liga spanyol, 2 kali piala raja, dan satu kali piala Inter City Fair (yang kemudian menjadi UEFA Cup).
Franco melarang penggunaan bendera dan bahasa daerah Catalan. FC Barcelona kemudian menjadi satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa daerah mereka. Warna biru dan merah marun Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan kuning (bendera) Catalonia.
Rivalitas Sampai Saat ini
Pada tahun 1973, seorang pemain Belanda yang kelak menjadi salah satu legenda Barcelona, Johan Cruyff, bergabung dari Ajax. Dalam pernyataan persnya ketika diperkenalkan, Cruyff menyatakan bahwa ia lebih memilih Barcelona dibanding Real Madrid karena ia tidak akan mau bermain di sebuah klub yang diasosiasikan dengan Franco. Bersama kompatriotnya, Johan Neeskens, mereka langsung membawa Barcelona memenangi gelar liga spanyol (setelah sebelumnya 14 tahun puasa gelar), dan dalam prosesnya tahun itu sempat mengalahkan Real Madrid di kandang Madrid sendiri dengan skor 5-0 (!).
Pada tahun itu Johan Cruyff dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik Eropa, dan memberi nama anaknya dengan nama khas Catalan, yaitu Jordi. Statusnya sebagai legenda menjadi abadi. Jordi Cruyff sendiri pada akhirnya tidak pernah bisa sebesar ayahnya. Karir sepakbolanya lebih banyak dihabiskan di klub-klub medioker, meski sempat beberapa tahun memperkuat Manchester United.
Selanjutnya, permusuhan itu terus ada, meskipun tidak sesengit pada tahun-tahun awalnya, sampai sekarang. Bisa dibilang, rivalitas saat ini sudah lebih sportif dan berjalan dengan lebih “sehat”. Tapi permusuhan yang sejak dulu telah begitu mengakar menjadikan duel diantara keduanya selalu menjanjikan sesuatu yang spesial. Inilah mengapa duel antara Barcelona dengan Real Madrid yang terjadi setidaknya 2 kali setiap tahunnya (di liga Spanyol) disebut dengan el classico, karena memang menyajikan satu duel klasik dengan sejarah panjang terbentang dibelakangnya.
Meski berulang setiap tahun, akan tetapi saking monumentalnya duel ini membuat Johan Cruyff dan Bobby Robson ketika menjadi pelatih Barcelona pada era akhir 1980-an sampai akhir 1990-an sampai mengibaratkan el classico sebagai sebuah “perang”, bukan sekedar pertandingan sepak bola. Baik pelatih Real Madrid maupun pelatih Barcelona ketika menghadapi el classico akan merasa seperti membawa sepasukan serdadu perang, bukan sebuah kesebelasan sepak bola, karena begitu besarnya kehormatan yang dipertaruhkan. Demikian juga pertaruhan bagi pelatih, karena ketika dia diangkat sebagai pelatih seolah sudah ada beban yang diberikan oleh klub: Anda boleh kalah dari siapa saja di liga ini, tapi JANGAN sampai kalah dari Real Madrid!
Meski begitu di dalam lapangan, “peperangan” ini sepanjang sejarahnya selalu berlangsung dalam sportifitas yang tinggi, karena sportifitas pun merupakan satu bentuk kehormatan yang harus dijaga. Ini soal nama baik.
Transfer pemain adalah salah satu bentuk perang di luar lapangan. Dalam hal ini, perpindahan pemain dari Barcelona ke Real Madrid (maupun sebaliknya) akan dianggap sebagai sebuah bentuk pengkhianatan.
Luis Figo mungkin adalah salah seorang yang paling mengerti mengenai hal ini. Direkrut oleh Barcelona pada tahun 1996, pemain Portugal yang kala itu “bukan siapa-siapa” tersebut kemudian menemui masa-masa jayanya. Barcelona memberinya peranan signifikan sebagai sayap kanan tim, dan bersama Rivaldo membawa Barcelona berjaya pada akhir tahun 1990an. Akan tetapi, pada tahun 2001, dunia tersentak ketika Figo menerima tawaran Real Madrid dengan iming-iming gaji dua kali lipat dan nilai transfer yang ketika itu menjadi rekor pembelian termahal seorang pemain sepak bola. Nilai itu melebihi batas klausul transfer Figo, sehingga Barcelona harus menerima tawaran tersebut berdasarkan aturan Bosman. Meski begitu, transfer itu tetap tidak akan terjadi seandainya Figo secara pribadi tidak menerima tawaran Real Madrid. Toh akhirnya Figo berkhianat.
Dalam duel el classico tahun berikutnya, ketika pertandingan dilangsungkan di Nou Camp (kandang Barcelona), Figo menerima sambutan monumental yang mungkin tidak akan dilupakannya seumur hidup. Seorang pendukung Barcelona di tengah-tengah pertandingan berhasil menerobos pagar petugas keamanan, sambil memakai bendera Barcelona sebagai jubah, kemudian berlari ke arah Figo membawa sebuah hadiah istimewa: sebuah kepala babi, lengkap dengan sedikit darah masih menetes dari lehernya. Ia kemudian melemparkan bendera Barcelona dan kepala babi itu ke arah Figo. Figo sendiri hanya terdiam menunduk beberapa saat, lalu berjalan menjauh. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu, karena ia tahu kepala babi itu adalah simbol keserakahan dan pengkhianatan.

Sumber : http://baracellona.wordpress.com/2011/05/28/sejarah-duel-el-clasico-barcelona-vs-real-madrid/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments

Mesin gol asal Portugal ini, rata-rata mencetak lebih dari satu gol per partai
Alberto Navarro
      Cristiano Ronaldo mencetak dua gol untuk kali pertama di musim ini saat tampil di laga lawan Granada. Golnya itu membuat pundi-pundi golnya bersama Real Madrid menjadi 150 gol. Mesin gol asal Portugal ini, rata-rata mencetak lebih dari satu gol per laga, telah mencetak 114 gol di La Liga, 23 gol di Liga Champions, 10 gol di Copa del Rey, dan 3 gol di ajang Supercopa de Espana. Penyerang Real Madrid ini kini menempati peringkat kesepuluh dalam daftar top skorer klub sepanjang masa dan hanya terpaut lima gol dari pencapaian Amancio yang bertengger di peringkat kesembilan.
Cristiano Ronaldo membuka catatan golnya di liga lawan Granada, dan dua gol yang dicetaknya membuat jumlah perolehan golnya bersama Real Madrid bertambah menjadi 150 gol. Penyerang asal Portugal ini telah mencetak 114 gol di La Liga, 23 gol di Liga Champions, 10 gol di Copa del Rey, dan 3 gol di ajang Supercopa de Espana.

150 GOAL YANG DICETAK RONALDO
BERSAMA REAL MADRID
Musim La Liga Champions Copa del Rey Supercopa TOTAL
2009/10 26  7 - - 33
2010/11 40 6 7 - 53
2011/12 46 10 3 1 60
2012/13 2 - - 2  4
TOTAL 114 23 10 3 150

Kini, di musim keempatnya, Cristiano telah menjadi top skorer kesepuluh dalam sejarah Real Madrid. Target berikutnya adalah melampaui catatan Amancio, yang menempati peringkat kesembilan, yang unggul lima gol dari Ronaldo. Raul masih tetap memuncaki daftar top skorer dengan 323 gol dari 741 partai atau rata-rata 0,43 gol per pertandingan.


10 TOP SKORER SEPANJANG SEJARAH REAL MADRID
Pemain Goal Partai Rata-rata per partai
 Raul  323  741  0,43
 Di Stefano  308  396  0,77
 Santillana  290  643  0,45
 Puskas  242  261  0,93
 Hugo Sanchez  208  283  0,73
 Gento  182  605  0,30
 Pirri  172  561  0,30
 Butragueno  171  463  0,37
 Amancio  155  471  0,33
 Cristiano Ronaldo  150 149  1,0067
Sumber :http://www.realmadrid.co.id/news/detail/1487/cristiano-ronaldo-cetak-gol-ke-150-bersama-real-madrid

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments